Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia. Akhlak tersebut bisa bernilai baik atau bernilai buruk. Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan segala akhlak tercela.
Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum al din mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Nah sebelum membahas akhlak mulia pada pelajar, kita bahas sedikit yuk tentang apa itu akhlak. Secara etimologis akhlak berasal dari kata Al-Huluq yang berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan. Secara istilah akhlak berarti sesuatu yang melekat pada jiwa manusia yang daripadanyalah lahir perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa melalui proses pemikiran pertimbangan atau penelitian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Menurut Abuddin Nata akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan tersebut telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.
Akhlakul Karimah adalah Akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu aturan atau norma yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta. Yang termasuk, akhlakul karimah antara lain adalah ridha kepada Allah, cinta dan beriman kepada-Nya, beriman kepada malaikat, kitab Allah, Rasul Allah, hari kiamat, takdir Allah, taat beribadah, selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan, qana’ah (rela terhadap pemberian Allah), tawakkal (berserah diri), sabar, syukur, tawadhu’ (merendahkan diri), berbakti kepada kedua orang tua.
Kemudian, apa yang dapat dijadikan ukuran kalau kita sudah berakhlakul karimah? Al-Quran dijadikan sebagai patokan utama untuk memperbaiki akhlak. Dimulai dari akhlak pribadi, keluarga dan seterusnya hingga lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan pekerjaannya. Sumber akhlak adalah al-Qur’an dan al-Hadits, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat, sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak, segala sesuatu dinilai baik-buruk, terpuji-tercela, semata-mata karena syara‟ (al-Qur’an dan Sunnah) menilainya demikian. Al-Qur’an sebagai dasar akhlak menerangkan tentang Rasulullah SAW sebagai suri tauladan (uswatun khasanah) bagi seluruh umat manusia.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرً
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21).
Ibnu katsir menerangkan bahwa ayat yang mulia itu merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada manusia yang beriman agar meniru Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Karena itulah Allah SWT memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi SAW dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allah SWT. Semoga shalawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada Rasulullah SAW sampai hari kiamat.
Untuk membangun budaya/kultur Akhlakul Karimah di kalangan pelajarl dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Memperbanyak kajian tentang keutamaan berakhlakul karimah. Kajian dapat dilakukan dengan online/ofline. Banyak situs/web yang menyuguhkan tentang keutamaan memiliki akhlak yang baik. Jika sudah faham tentang keutamaan berakhlak karimah, insyaAllah akan muncul dari dalam dirinya (motivasi internal) untuk berakhlakul karimah. Dan motivasi ini biasanya akan lebih lama, tidak mudah luntur, karena akhlak yang tercermin original dari dalam dirinya.
2. Memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah. Ibadah adalah bukti keimanan dan ketaqwaan seseorang. Jika ibadah seseorang bagus, akhlak yang keluar dari dirinya baik ucapan maupun perbuatan juga akan bagus. Pada prinsipnya, luaran dari ibadah adalah akhlak. Jika ibadahnya bagus, akhlaknya bagus, jika ibadahnya kurang bagus, akhlaknya juga kurang bagus.
3. Memilah dan memilih komunitas yang bagus, yang memiliki kesamaan visi misi dan tujuan hidup. Lingkungan yang bagus akan menambah semangat seseorang untuk memperbaiki kualitas hidupnya.Aktif dalam organisasi keagamaan yang di dalamnya banyak kegiatan yang dapat memperdalam pemahaman keagamaan dan dialog antar anggota sehingga saling menguatkan nilai-nilai keislaman dalam dirinya.