Rabu, 26 Oktober 2022

Batik Yang Terkenal di Indonesia

   Beberapa batik yang terkenal di Indonesia :

   1. Mega Mendung ( Cirebon )


Mega Mendung memiliki makna langit atau awan dari kata Mega, dan Mendung yang artinya langit redup saat turun hujan. Filosofi di balik motif Mega Mendung ini adalah kehidupan manusia dengan sifat sabar dan tidak mudah marah.

2. Batik Parang Rusak ( Solo )



Motif Parang Rusak tercipta ketika Panembahan Senopati sedang melakukan meditasi di Pantai Selatan. Motif ini terinspirasi dari ombak besar yang menghantam karang sehingga karang tersebut rusak.

3.  Batik Kawung ( Jawa Tengah )



Batik Kawung termasuk salah satu motif batik yang paling populer di Indonesia. Pola berbentuk irisan buah kawung atau kolang-kaling di batik ini memiliki makna kesucian dan panjang umur.

    
  4. Batik Tujuh Rupa ( Pekalongan )



Batik tujuh rupa ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina.

Sejarah Batik di Indonesia


    Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang sampai kerajaan berikutnya beserta raja-rajanya. Kesenian batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke - 18 atau awal abad ke-19.

    Teknik batik sendiri telah diketahui lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat seperti Nigeria, Kamerun, dan Mali, serta di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

    Hingga awal abad ke - 20 , batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar tahun 1920.

   Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di Indonesia zaman dahulu. Awalnya kegiatan membatik hanya terbatas dalam keraton saja dan batik dihasilkan untuk pakaian raja dan keluarga pemerintah dan para pembesar. Oleh karena banyak dari pembesar tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar dari keraton dan dihasilkan pula di tempatnya masing-masing.

   Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan selanjutnya meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka.

   Bahan-bahan pewarna yang dipakai ketika membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu soga, nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu, sedangkan garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Web browser_salma 9.5